MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL
ABSTRAK
Syarat
yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai sukses dalam
persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan
pelanggan. Agar tujuan tersebut tercapai, maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan
menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan harga yang pantas.
Dengan demikian, setiap perusahaan harus
mampu memahami kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi yang
berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada
perilaku konsumennya.
Dari sudut pandang
produsen harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba
perusahaan dalam artian merupakan pendapatan. Sementara itu, dari sudut pandang
konsumen harga sering kali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga
tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu produk atau dalam
arti kata harga merupakan pengorbanan bagi konsumen dalam mendapatkan suatu
produk. Komunikator harus mengarahkan konsumen agar mengambil langkah terakhir.
Caranya dapat berupa menawarkan produk dengan harga rendah, menawarkan, premi,
atau memberikan kesempatan secara terbatas kepada pelanggan untuk mencoba.
Kesimpulan
dari mekalah ini bahwa masyarakat kini mulai berpikir selektif dan smart dalam
memilih suatu produk, sehingga mereka
akan mendapatkan kegunaan atau manfaat yang mereka cari dari sebuah produk.
Bahkan, terkadang mereka tidak ragu untuk mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan
produk yang berkualitas. Ketatnya persaingan akan memposisikan pemasar untuk
selalu mengembangkan dan merebut market share.
Kata
Kunci :
Konsumen, Harga, Promosi, Kualitas Produk, Keputusan Pembelian
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar
Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Identifikasi
Masalah ............................................................................................ 3
1.3 Batasan
Masalah ................................................................................................. 3
1.4 Rumusan
Masalah ............................................................................................... 4
1.5 Maksud
dan Tujuan ............................................................................................ 4
1.6 Kegunaan
Makalah ............................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5
2.1
Harga ................................................................................................................... 5
2.2
Metode-metode Penetapan Harga ...................................................................... 7
2.3
Promosi ............................................................................................................... 9
2.4
Kualitas Produk................................................................................................... 11
2.5
Keputusan Pembelian .......................................................................................... 12
BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................... 14
3.1
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ................................................ 14
3.1
Penerapan Harga Terhadap Keputusan Pembelian.............................................. 18
3.2
Pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian............................................... 19
3.3
Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian................................ 22
BAB IV KESIMPULAN ........................................................................................ 26
4.1
Kesimpulan ......................................................................................................... 26
4.2
Saran ................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 27
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan
dunia saat ini berjalan dengan pesat, yang menciptakan suatu persaingan yang
semakin ketat. Hal ini yang menuntut produsen untuk lebih peka, kritis dan reaktif terhadap perubahan
yang ada, baik politik, sosial budaya, dan ekonomi.
Dalam
pemasaran biasanya dihadapkan pada masalah produk, harga, distribusi dan
promosi. Disamping masalah tersebut biasanya masalah yang lain yaitu tentang
keputusan pembelian konsumen. Kegiatan pemasaran bertujuan untuk mempengaruhi
konsumen dalam pembelian suatu produk. Dalam melakukan pembelian konsumen
membutuhkan informasi tentang produk yang akan dibeli. Salah satunya adalah
informasi tentang harga produk.
Syarat
yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai sukses dalam
persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan
pelanggan. Agar tujuan tersebut tercapai, maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan
menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan harga yang pantas.
Dengan demikian, setiap perusahaan harus
mampu memahami kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi yang
berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada
perilaku konsumennya (Tjiptono,2008).
Perusahaan
harus bekerja keras membuat kebijakan- kebijakan strategis baru dalam menjual produk dan jasa mereka
dalam kaitannya menghadapi persaingan
yang ketat dengan competitor yang dapat memberikan value yang lebih besar
kepada customer. Pada dasarnya dengan semakin banyaknya pesaing maka semakin
banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk yang sesuai
dengan apa yang menjadi harapannya. Sehingga konsekuensi dari perubahan
tersebut adalah pelanggan menjadi lebih cermat dan pintar dalam menghadapi
setiap produk yang diluncurkan di pasar.
Masyarakat
kini mulai berpikir selektif dan smart dalam memilih suatu produk, sehingga mereka akan mendapatkan
kegunaan atau manfaat yang mereka cari dari sebuah produk. Bahkan, terkadang
mereka tidak ragu untuk mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan produk yang
berkualitas. Ketatnya persaingan akan
memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut market share.
Kotler
dan Amstrong (2008) mendefinisikan pemasaran sebagai berikut: Pemasaran adalah
suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan
perutukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
Strategi
pemasaran terdiri dari unsur-unsur pemasaran yang terpadu (4P, yaitu product,
price, promotion, place) yang selalu berkembang sejalan dengan gerak perusahaan
dan perubahan-perubahan lingkungan pemasaran serta perubahan perilaku konsumen. Perilaku
konsumen mempunyai implikasi sangat luas terhadap perumusan strategi
pemasaran.Hal ini disebabkan karena strategi
pemasaran menyangkut dua kegiatan pokok yang diantaranya adalah
pemilihan pasar-pasar yang akan
dijadikan sasaran pemasaran, serta merumuskan dan menyusun suatu kombinasi yang
tepat dari marketing mix agar kebutuhan
konsumen dapat dipenuhi secara memuaskan.
Salah
satu keunggulan dalam persaingan ini terutama adalah kualitas produk yang dapat memenuhi keinginan
konsumen. Bila tidak sesuai dengan spesifikasi maka produk akan ditolak.
Sekalipun produk tersebut masih dalam
batas toleransi yang telah ditentukan maka produk tersebut sebaiknya
perlu menjadi catatan untuk menghindari terjadinya kesalahan yang lebih besar
diwaktu yang akan datang.
Kotler
& Armstrong (2008) mengatakan bahwa kualitas produk merupakan senjata
strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing. Jadi hanya perusahaan
dengan kualitas produk paling baik akan tumbuh dengan pesat, dan dalam jangka
panjang perusahaan tersebut akan lebih berhasil dari perusahaan yang lain.
Promosi
merupakan faktor penting dalam
mewujudkan tujuan penjualan suatu perusahaan. Agar konsumen bersedia menjadi
langganan, mereka terlebih dahulu harus dapat mencoba atau meneliti
barang-barang yang diproduksi oleh
perusahaan, akan tetapi mereka tidak akan melakukan hal tersebut jika
kurang yakin terhadap barang itu. Disinilah perlunya mengadakan promosi yang
terarah, karena diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap
meningkatnya penjualan (Sugiyono,2004).
Dengan
promosi perusahaan dapat mengkomunikasikan produk kepada konsumen.
Keunggulan-keunggulan dari produk dapat diketahui oleh konsumen dan bisa
membuat konsumen tertarik untuk mencoba dan kemudian akan mengambil keputusan
untuk membeli suatu produk tersebut. Jadi promosi merupakan salah satu aspek
yang penting dalam manajemen pemasaran karena dengan promosi bisa membuat
konsumen yang semula tidak tertarik terhadap suatu produk bisa berubah fikiran
dan menjadi tertarik pada produk tersebut.
Perusahaan
menggunakan promosi untuk memicu transaksi, sehingga konsumen mau membeli suatu
merek tertentu serta mendorong tenaga penjualan untuk secara agresif
menjualnya. Selain itu promosi mampu merangsang permintaan akan suatu produk.
Dengan promosi tersebut diharapkan konsumen mau mencoba produk tersebut dan
mendorong konsumen yang sudah ada agar membeli produk lebih sering lagi
sehingga akan terjadi pembelian ulang dan volume penjualan produk suatu
perusahaan akan meningkat.
Setiap
akan melakukan keputusan pembelian, konsumen melakukan evaluasi mengenai
sikapnya. Kepercayaan digunakan konsumen untuk mengevaluasi sebuah merk,
kemudian dia akan dapat mengambil keputusan membeli atau tidak, untuk
seterusnya konsumen akan loyal atau tidak.
1.2 Identifikasi masalah
1.
Belum optimalnya
penetuan penerapan harga
2.
Masih kurangnya
pengelolaan dalam bidang promosi
3.
Perlu
ditingkatkannya dalam urusan promosi produk baru
1.3 Batasan Masalah
Adapun
pembatasan masalah yang dikaji dalam pembahsan ini adalah sebagai berikut:
1.
Pembahasan ini
dilakukan untuk membahas penerapan harga produk terhadap keputusan pembeli.
2.
Pembahasan ini
dilakukan untuk membahas pengarauh promosi terhadap keputusan pembeli.
3.
Pembahasan ini
dilakukan untuk membahas pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian
1.4 Rumusan Masalah
Dari
masalah tersebut maka dimunculkan pertanyaan sebagai berikut :
1.
Bagaimana
penerapan harga terhadap keputusan pembelian?
2.
Bagaimana
pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian?
3.
Bagaimana
kualitas produk terhadap keputusan pembelian?
1.5 Maksud dan Tujuan
1.5.1 Maksud
Adapun
maksud dari makalah ini adalah untuk mengetahui :
1.
Bagaimana
penerapan harga terhadap keputusan pembelian.
2.
Apakah ada
pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian produk
3.
Bagaimana
kualitas produk dapat mempengaruhi keputusan pembelian
1.5.2
Tujuan
1.
Untuk
menganalisis penerapan harga terhadap keputusan pembelian
2.
Untuk
menganalisis pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian
3.
Untuk
menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian
1.6 Kegunaan Makalah
1) Kegunaan Teoritis
Hasil
pejelasan ini diharapkan dapat digunakan untuk menguatkan teori tentang
penerapan harga, promosi,dan keputusan pembelian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Harga
Harga
adalah nilai suatu barang yang di nyatakan dengan uang (Alma,2004:169).Menurut
tanjdung (2004:78), harga adalah jumlah uang yang telah di sepakati oleh
pembeli dan penjual untuk di tukar dengan barang atau jasa dalam transaksi
bisnis normal.
Menurut
Swasta dan sukotjo (2007:211)
mendefinisikan harga adalah sejumlah uang (di tambah beberapa barang kalau
mungkin) yang di butuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang
beserta pelayanannya.
Sedangkan
menurut Cannon,dkk (2008:176)
mendefinisikan harga adalah segala sesuatu yang di berikan oleh konsumen
untuk mendapatkan keunggulan yang di tawarkan oleh bauran pemasaran perusahaan.
Adapun
Juga menurut kotler dan Amstorng,(2008:345), harga adalah jumlah uang yang di
tagihkan atas suatu produk dan jasa.
Pada
masa sekarang, dengan daya beli mayoritas konsumen yang semakin
rendah,penetapan harga merupakan hal yang sangat penting karena konsumen
semakin kritis dan selektif untuk membelanjakan uang (tandjung,2004:78).
Harga
adalah salah satu dari empat variable keputusan strategi utama yang di
kendalikan oleh manajer pemasaran.keputusan penetapan harga mempengaruhi jumlah
penjualan yang di lakukan oleh perusahaan dan berapa banyak pendapatan yang di
peroleh (Cannon,dkk,2008:176). Penetapan harga oleh perusahaan mempunyai
beberapa tujuan tertentu seperti: (1). Seberapa fleksibel harga tersebut. (2).
Tingkat harga terhadap siklus kehidupan produk. (3). Kepada siapa serta kapan
diskon dan bantuan akan di berikan. (4). Bagaimana biaya transportasi akan di
tangani (Cannon,dkk,2009:177).
2.1.1.
Tujuan Penetapan Harga
Harga
bersifat fleksibel, dimana bisa disesuaikan. sebelum penenetapan harga
perushaan harus mengetahui tujuan dari penetapan harga itu sendiri apabila
tujuannya sudah jelas maka penetapan harga dapat dilakukan dengan mudah.
2.1.2
Faktor-faktor Yamg Mempengaruhi Tingkat Harga
Perusahaan
mempertimbangkan berbagai faktor dalam menetapkan kebijakan harga.
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga antara lain :
a.
Keadaan
perkonomian ; keadaan perekonomian berpengaruh terhadap tingkat harga
b.
Kurva permintaan
; Kurva yang memperlihatkan tingkat pembelian pasar pada berbagai tingkatan
harga. Kurva tersebut menjumlahkan reaksi berbagai individu yang memiliki
kepekaan pasar yang beragam.
c.
Biaya; Biaya
merupakan faktor dasar dalam penentukan harga, sebab bila harga yang di
tetapkan tidak sesuai maka perusahaan akan
mengalami kerugian. Perasahaan ingin menetapkan harga yang dapat menutup
biaya produksi, distribusi, dan penjualan produknya, termasuk pengembalian yang
memadai atas usaha dan resikonya. Untuk dapat menetapkan harga dengan tepat,
manajemen perlu untuk mengetahui bagaimana biaya bervariasi bila level
produksinya berubah.
Biaya perusahaan ada
dua jenis yaitu :
1.
Biaya tetap
adalah biaya - biaya yang tidak dipengaruhi oleh produksi atau penjualan.
2.
Biaya variable
adalah biaya yang tidak tetap dan akan berubah menurut level produksi. Biaya
ini disebut biaya variabel karena biaya totalnya berabah sesuai dengan jumlah
unit yang diproduksi.
d.
Pelanggan
Permintaan
pelanggan didasarkan pada beberapa faktor yang saling terkait dan bahkan
seringkali sulit memperkirakan hubungan antar faktor secara akurat.
e.
Peraturan Pemerintah
Peraturan
pemerintah juga merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan. Misalnya pemerintah
menetapkan harga maximum dan harga minimum.
2.2 Metode-Metode
Penetapan Harga
Metode
penetapan harga dapat dikelompokkan menjadi empat kategori utama, yaitu metode
penetapan harga berbasis permintaan, berbasisi biaya, berbasis laba, dan
berbasis persaingan.
1.
Metode Penetapan
Harga Berbasis Permintaan
Merupakan
metode yang menekankan pada faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan
preferansi pelanggan daripada faktor-faktor seperti biaya, laba, dan
persaingan.
2.
Metode Penetapan
Harga Berbasis Biaya
Pada metode ini Harga ditentukan
berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu
sehingga dapat menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead, dan laba.
3.
Metode Penetapan
Harga Berbasis Laba
Metode ini bertujuan menyeimbangkan antara pendapatan dan biaya
dalam penetapan harga. Hal ini dilakukan atas dasar target volumelaba spesifik
atau dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan atau investasi.
a.
Penetapan Harga Biaya Plus (Cost-Plus Pricing Method)
Untuk menentukan harga jual per unit
produk perlu menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu
untuk menutup laba yang dikehendaki pada unit tersebut, atau disebut marjin.
b.
Penetapan Harga Mark-Up (Mark-Up Pricing Method)
c.
Penetapan Harga Break-even (Break-Even Pricing)
Adalah cara penetapan harga yang
didasarkan pada permintaan pasar dan masih mempertimbangkan biaya. penetapan
harga dikatakan break-even apabila penghasilan yang terima sama dengan
ongkosnya, dengan anggapan bahwa harga jualnya sudah anda tentukan.
4. Penetapan Harga dalam Hubungannya dengan
Pasar
Dalam
metode ini, penetapan harga tidak didasarkan pada biaya, tetapi justru
sebaliknya. Harga yang menentukan biaya.
Pada
umumnya, harga suatu barang ditentukan oleh biaya produksi dari barang
tersebut. Namun, di sini Strategi Penetapan Harga tidak didasarkan pada biaya,
tetapi justru harga yang menentukan biaya dari perusahaan.
Penjual
dapat menentukan harga sama dengan tingkat harga pasar agar dapat ikut dalam
persaingan, atau dapat pula ditentukan lebih tinggi atau lebih rendah dari
tingkat harga dalam persaingan.
1. Penetapan
Harga Sama dengan Harga Saingan
Sering
dijumpai adanya penjual yang menetapkan harga sama dengan harga saingannya.
Cara seperti ini akan lebih menguntungkan jika dipakai pada saat harga dalam
persaingan itu tinggi. Biasanya penjual menggunakan cara tersebut untuk
barang-barang standard.
2. Penetapan
Harga Di Bawah Harga Saingan
Metode
ini biasanya digunakan oleh para pengecer (retailler) dan perusahaan sering
tidak mengetahui adanya praktik-praktik tersebut. Mereka mempunyai suatu
prinsip bahwa mark-up yang lebih rendah akan menghasilkna volume penjualan yang
lebih tinggi.
Strategi Penetapan Harga Produk
dalam Hubungannya dengan Pasar
Mereka
juga berpendapat bahwa nama baik produsen ikut membawa nama baik pengecer.
Penetapan harga di bawah harga saingan ini juga merupakan sauatu cara yang baik
bagi perusahaan untuk memasuki pasar yang baru. Oleh karena itu, banyak
pengecer menggunakan metode tersebut untuk barang-barang yang permintaannya
elastis.
Penetapan Harga Di Atas Harga
Saingan
Kadang-kadang
produsen dan pengecer menetapkan harga produknya di atas tingkat harga pasar.
Metode ini hanya sesuai digunakan oleh perusahaan yang sudah mempunyai reputasi
atau perusahaan yang menghasilkan barang-barang prestise.
Hal
ini disebabkan karena konsumen kurang memperhatikan harga dalam pembeliannya,
tetapi mereka lebih mengutamakan kualitas atau faktor prestise yang akan
diperolehnya dari barang tersebut.
2.3 Promosi
Promosi
merupakan sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa.
Tujuan adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon
konsumen (Alma, 2004:179).
Promosi
adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (to
inform), membujuk (to persuade), atau mengingatkan orang –orang tentang produk
yang dihasilkan organisasi, individu, ataupun rumah tangga (Simamora,
2003:285).
Adapun menurut Henry Simamora (2001:754) ada
beberapa alasan para pemasar melakukan promosi :
1. Menyediakan
informasi
Pembeli dan penjual
mendapat manfaat dari fungsi informasional yang sanggup dilakukan oleh promosi.
Para pembeli menemukan program baru yang dapat membantunya dan para penjual
dapat menginformasikan kepada calon pelanggan tentang barang dan jasa.
2. Merangsang
permintaan
Para pemasar
menginginkan konsumen membeli produknya dan mereka menggunakan promosi untuk
membuat konsumen melakukan permintaan.
3. Membedakan
produk
Organisasi-organisasi
mencoba membedakan mereka dan produknya melalui penggunaan promosi, khususnya
produk yang tidak banyak berbeda dari para pesaingnya.
4. Mengingatkan
para pelanggan saat ini Mengingatkan para pelanggan akan manfaat dari produk
perusahaan bisa mencegah mereka berpaling kepada pesaing pada saat mereka
memutuskan untuk mengganti atau memutakhirkan produknya.
5. Menghadang
pesaing Promosi dapat digunakan untuk menghadapi upaya pemasaran dari pesaing
untuk melawan kampanye periklanannya.
6. Menjawab
berita negatif Kadangkala kompetisi bukanlah penjualan produk serupa dan
perusahaan lainnya. Seringkali perusahaan menjadi korban publisitas dan
pemalsuan
7. Memuluskan
fluktuasi-fluktuasi permintaan Perusahaan bnayak mengalami tantangan-tantangan
permintaan musiman, dimana para pelanggan membeli lebih banyak selama beberapa
bulan tertentu dan berkurang pada bulan-bulan lainnya. Promosi membantu mengisi
kesenjangan yang ada diantara kepincangan-kepincangan permintaan musiman
tersebut.
Menurut
Swastha dan sukotjo (2007:222), promosi juga di artikan sebagai arus informasi
atau persuasi satu arah yang di buat untuk mengarahkan seseorang atau
organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
Dapat
di simpulkan promosi adalah merupakan alat komunikasi dan penyampaian pesan
yang di lakukan baik oleh perusahaan maupun perantara dengan tujuan memberikan
informasi mengenai produk,harga dan tempat.informasi itu bersifat
memberitahukan, membujuk, Memgingatkan
kembali kepada konsumen, para perantara atau kombinasi keduanya. Dalam promosi
juga, terdapat beberapa unsur yang mendukung
jalannya sebuah promosi tersebut yang biasa di sebut bauran promosi.
Adapun
bauran promosi menurut kotler yang tercantum dalam buku karangan Drs.Djaslim
saladin (2004:172) adalah sebagai berikut:
1.
Periklanan
(advertising)
Periklanan adalah semua
bentuk penyajian non personal,promosi ide-ide,promosi barang atau jasa yang di
lakukan oleh sponsor yang di bayar.
2.
Promosi
penjualan (sales promotion)
Promosi penjualan
adalah variasi isentif jangka pendek untuk merangsang pembelian atau penjualan
suatu produk atau jasa.
3.
Hubungan
masyarakat dan publisitas (public relation dan publicity)
Hubungan masyarakat
adalah suatu usaha (variasi) dari rancangan program guna memperbaiki,
mempertahankan, atau melindungi perusahaan atau citra produk.
4.
Penjualan
persoanal (personal selling)
Penjualan pribadi atau
tatap muka adalah penyajian lisan dalam suatu pembicaraan dengan satu atau
beberapa pembeli potensial dengan tujuan untuk melakukan penjualan.
5.
Pemasaran
langsung (Direct marketing)
Komunikasi secara langsung yang di
gunakan dari mail, telefon, fax, e-mail, atau internet untuk mendapatkan
tanggapan langsung dari kosumen secara jelas.
2.4 Kualitas Produk
Berbicara
masalah produk maka aspek yang perlu di perhatikan adalah kualitas
produk.Menurut American Society for Quality control. Kualitas adalah “the
totality of features and charakteristic of a product or service that bears on
its ability to satisfy given needs”, artinya keseluruhan ciri dan
karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya
untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat.Definisi ini merupakan pengertian
kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga dapat di katakan bahwa seorang
penjual telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah
memenuhi atau melebihi harapan konsumen.
Adapun
menurut Mc Charty dan Perreault (2003:107) mengemukakan bahwa, “Produk
merupakan hasil dari produksi yang akan dilempar kepada konsumen untuk
didistribusikan dan dimanfaatkan konsumen untuk memenuhi kebutuhannya”.
Sedangkan
menurut Saladin (2002:121), ”Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
ke suatu pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga
dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan”.
Kualitas
produk merupakan pemahaman bahwa produk yang di tawarkan oleh penjual
memperoleh nilai jual lebih yang tidak di miliki oleh produk pesaing.Oleh
karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan
membandingkannya dengan produk yang di tawarkan oleh perusahaan pesaing.Akan
tetapi suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih
baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya
bukanlah yang di butuhkan dan di inginkan oleh pasar.
Kotler
(2009:2), menyatakan bahwa kualitas produk adalah kemapuan sebuah produk dalam
memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas,
ketepatan, kemudahan pengoprasian dan reparasi produk juga atribut produk
lainnya.
2.5 Keputusan pembelian
Untuk
mendapat gambaran mengenai keputusan membeli, berikut ini akan di kemukakan
definisi mengenai keputusan membeli menurut para ahli. Menurut kotler (2009)
keputusan membeli adalah beberapa tahapan yang di lakukan oleh konsumen sebelum
melakukan keptusan pembelian suatu produk.
Menurut
Munandar (2011),pengambilan keputusan membeli adalah proses pengenalan masalah
(Problem Recognition), pencarian informasi, evaluasi (penilaian) dan seleksi
dari alternatif produk, seleksi saluran distribusi dan pelaksanaan keputusan
terhadap produk yang akan di gunakan atau di beli oleh konsumen.
Kesimpulannya
bahwa keputusan membeli adalah serangkaian proses kognitif yang di lakukan
seseorang untuk sampai pada penentuan pilihan atas produk yang akan di belinya
sehingga akan mendorong seseorang untuk membeli suatu produk.
Proses-proses
dalam keputusan membeli menurut Kotler (2009), terdapat lima proses keputusan
pembelian yang di lalui oleh setiap individu dalam melakukan pembelian, yaitu:
a.)
Pengenalan
kebutuhan
Tahap awal keputusan
membeli, konsumen mengenali adanya masalah kebutuhan akan produk yang akan di
beli. Konsumen merasa adanya perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang di
inginkan. Kebutuhan sangat di picu oleh rangsangan internal (kebutuhan) dan
external (pengaruh pengguna produk serupa sesuai kebutuhan).
b.)
Pencarian informasi
Tahap keputusan
pembelian yang dapat merangsang konsumen untuk mencari informasi lebih
banyak.Konsumen mungkin hanya menungkatan perhatian atau mungkin aktif mencari
informasi.
c.)
Evaluasi
alternatif
Proses yang di lakukan
konsumen untuk menggunakan informasi yang di dapat untuk mengevaluasi
alternatif yang ada,proses memilih produk yang akan di beli.
d.) Keputusan
pembelian
Konsumen merencanakan
untuk membeli sebuah produk dan kemudian membeli produk tertentu untuk
pemenuhan kebutuhan.
e.)
Tingkah laku
pasca pembelian
Tindak lanjut setelah
membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidaknya konsumen pada produk yang di
gunakannya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Konsumen
Memahami
konsumen dan proeses konsumsinya memberikan berbagai keuntungan antara lain:
membantu manager dalam membuat keputusan, memberikan dasar teoritis bagi
peneliti dalam menganalisa konsumen, membantu legislatif dan pemerintah dalam
menyusun undang-undang dan membuat keputusan, dan membantu konsumen untuk membuat
keputusan yang lebih baik. Lebih dari itu studi tentang konsumen dapat membantu
kita untuk lebih memahami tentang faktor-faktor psikologi, sosiologi, dan
ekonomi yang mempengaruhi perilaku manusia.
Menurut
Philip Kotler dan Gary Armstrong (1996) keputusan pembelian dari pembeli sangat
dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.
a.
Faktor Budaya
Faktor
budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen.
Perusahaan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan
kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan
perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi,
keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari
keluarga dan lembaga penting lainnya.
Setiap
kebudayaan terdiri dari sub-budaya – subbudaya yang lebih kecil yang memberikan
identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya.
Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok
keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen
pasar penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran
yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Kelas-kelas
sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu
masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai,
minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor
tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan,
pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain
b.
Faktor Sosial
Perilaku
konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga
serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh
banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi
kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran
individu atau bersama.
Keluarga
dapat pempengaruhi perilaku pembelian. Keluarga adalah organisasi pembelian
konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga,
tergantung pada produk, iklan dan situasi.
Seseorang
umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub,
organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan
dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan
penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
c.
Faktor Pribadi
Keputusan
pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan
daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan
konsep diri pembeli.
Konsumsi
seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian
terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis.
Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada
saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang
dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja
yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
Situasi
ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang
terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan
polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang
).
Gaya
hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan,
minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara
keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan
sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.
Kepribadian
adalah karakteristik psikologis yang berada dari setiap orang yang memandang
responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat
merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku
konsumen. Bila jenis- jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki
korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai
pilihan produk atau merek.
d.
Faktor Psikologis
Pemilihan
barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor
psikologis, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta kepercayaan.
Motivasi
merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara
untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik,
kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa
lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain
bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu,
seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Persepsi
didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan,
mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti
dari dunia ini. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda-beda dari objek yang
sama karena adanya tiga proses persepsi:
•
Perhatian yang selektif
•
Gangguan yang selektif
•
Mengingat kembali yang selektif
Pembelajaran
menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.
Sedang kepercayaan merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang
terhadap sesuatu.
e.
Faktor Marketing Strategy
Merupakan
variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberi tahu dan
mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah
•
Barang,
•
Harga,
•
Periklanan dan
•
Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan.
Pemasar
harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama
pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Pemasar memberikan informasi kepada
organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang
karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek.
Strategi
pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen. Ketika konsumen
telah mengambil keputusan kemudian evaluasi pembelian masa lalu, digambarkan
sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi, konsumen akan
belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin berubah,
evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalamn konsumsi secara langsung akan
berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi.
Panah
umpan balik mengarah kembali kepada organisasi pemasaran. Pemasar akan
mengiikuti rensponsi konsumen dalam bentuk saham pasar dan data penjualan.
Tetapi informasi ini tidak menceritakan kepada pemasar tentang mengapa konsumen
membeli atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari merek pemasar secara
relatif terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran diperlukan pada tahap
ini untuk menentukan reaksi konsumen terhadap merek dan kecenderungan pembelian
dimasa yang akan datang. Informasi ini mengarahkan pada manajemen untuk
merumuskan kembali strategi pemasaran ke arah pemenuhan kebutuhan konsumen yang
lebih baik.
3.2 Penerapan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian
Dalam
situasi tertentu para konsumen sangatlah sensitif terhadap harga, sehingga
harga yang relatif tinggi dibanding para pesaingnya dapat mengeliminasi produk
dari pertimbangan konsumen. Akan tetapi, dalam kasus lainnya harga dapat
dipergunakan sebagai indikator pengganti kualitas produk, dengan hasil bahwa
harga yang lebih tinggi dipandang positif oleh segmen tertentu. Kemudian harga
produk dapat memberikan baik pengaruh positif maupun negatif terhadap konsumen.
Ini merupakan konsep penting yang harus diingat oleh para manajer.
Dalam
arti yang paling sempit, harga adalah jumlah uang yang dibebankan atas suatu
produk atau jasa (Kotler, 2001:439).
Dalam
arti luas harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang ditukarkan konsumen atas
manfaat-manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler,
2001:439).
Dari
sudut pandang produsen harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung
terhadap laba perusahaan dalam artian merupakan pendapatan. Sementara itu, dari
sudut pandang konsumen harga sering kali digunakan sebagai indikator nilai
bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu
produk atau dalam arti kata harga merupakan pengorbanan bagi konsumen dalam
mendapatkan suatu produk. Namun secara sederhana harga dapat diartikan sebagai
sejumlah uang (satuan moneter) dan atau aspek lain (non moneter) yang
mengandung kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu
produk/jasa.
Kotler
(2005:142), dalam menyusun kebijakan penetapan harga, perusahaan harus
mengikuti prosedur enam tahap.
Pertama,
perusahaan memilih tujuan penetapan harga (apakah untuk kelangsungan hidup,
laba sekarang maksimum, pendapatan sekarang maksimum, atau kepemimipian mutu
produk).
Kedua, perusahaan memperkirakan kurva
permintaan, profitabilitas kuantitas yang akan terjual pada tiap kemungkinan
harga. Dalam hal ini pemasar harus memperhatikan kepekaan harga terhadap
keputusan pembelian konsumen, apakah konsumen tersebut termasuk konsumen yang
snop atau yang sangat sensitif harga, atau konsumen yang smart, yang membeli
produk tidak hanya memandang harga tapi lebih kepada kualitasnya. Kemudian juga
harus memperhatikan elastisitas harga, yaitu sejauh mana kenaikan atau
penurunan harga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Ketiga,
perusahaan memperkirakan bagaimana biaya bervariasi pada berbagai level
produksi dan akumulasi pengalaman produksi.
Keempat,
perusahaan menganalisis biaya, harga, dan tawaran pesaing.
Kelima,
perusahaan menyeleksi metode penetapan harga, apakah akan memakai metode
penetration price dimana produk dijual
dengan harga murah untuk menguasai pasar atau metode skimming price yaitu
menjual produk dengan harga mahal karena memang untuk menjaga image bahwa produk
itu termasuk produk yang mewah.
Keenam
akhirnya perusahaan memilih metode harga akhir dengan memilih dari berbagai
alternatif yang ada dengan menpertimbangkan faktor psikologis pelanggan,
pengaruh elemen bauran pemasaran lainnya, kebijakan perusahaan dan pengaruh
harga tersebut terhadap pihak-pihak lain
Harga
memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para
pembeli, (Tjiptono. 1997:152) yaitu :
1. Peranan
alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan
cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan
daya belinya. Dengan demikian adanya harga dapat membantu para pembeli untuk
memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai janis barang dan
jasa.
2. Peranan
informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai
faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam
situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau
manfaatnya secara objektif
3.3 Pengaruh promosi terhadap
keputusan pembelian
Promosi
merupakan komunikasi informasi antara penjual dan pembeli yang bertujuan untuk
menyampaikan informasi, berkomunikasi, dan meyakinkan masyarakat terhadap suatu
barang. Promosi juga adalah suatu bentuk
komunikasi dalam pemasaran yang bertujuan untuk menarik konsumen untuk
menggunakan produk kita. Promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam
manjemen pemasaran dan sering dikatakan sebagai “proses berlanjut”. Ini
disebabkan karena promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari
perusahaan.
Bauran
Promosi
Suatu
perusahaan didalam menentukan alat-alat promosi harus memperhatikan
komponen-komponen yang ada di dalam bauran promosi yang terdiri dari 4
komponen, Djaslim (2006 : 128) yaitu :
a.
Advertising (Periklanan)
Periklanan
adalah segala bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi menenai gagasan,
barang, atau jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu. Periklanan merupakan
salah satu dari empat alat penting yang digunakan suatu perusahaan untuk
melancarkan komunikasi persuasif terhadap pembeli dan masyarakat. Komunikasi
persuasif ini ditujukan untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan.
Tujuan
periklanan yang terutama adalah menjual atau meningkatkan penjualan barang,
jasa atau ide. Adanya kegiatan periklanan sering mengakibatkan terjadinya
penjualan dengan segera, meskipun banyak pula penjualan yang baru terjadi pada
waktu mendatang. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan tujuan periklanan
adalah untuk meningkatkan penjualan yang menguntungkan.
b.
Personal Selling (Penjualan Tatap Muka)
Dalam
personal selling terjadi interaksi secara langsung, saling bertemu muka antara
pembeli dan penjual. Komunikasi yang dilakukan kedua belah pihak bersifat
individual dan dua arah, sehingga
penjual dapat langsung memperoleh tanggapan sebagai umpan balik tentang
keinginan dan kesukaan pembeli. Penyampaian berita atau percakapan yang mereka
lakukan sangat fleksibel karena dapat menyesuaikan dengan situasi yang ada.
c. Publisitas (Publikasi)
Publisitas
merupakan bagian dari fungsi yang lebih luas, yaitu hubungan masyarakat dan
meliputi usaha-usaha untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan yang
menguntungkan antara organisasi dengn masyarakat dan juga dengan calon pembeli. Sedangkan definisi dari publisitas adalah
sejumlah informasi tentang seseorang, barang atau organisasi yang disebarkan ke
masyarakat melalui media tanpa dipungut baiya atau tanpa pengawasan dari
sponsor.
d.
Sales Promotion (Promosi
Penjualan)
Promosi
penjualan merupakan kegiatan promosi selain periklanan, personal selling,
maupun publisitas. Kegiatan-kegiatan
yang termasuk dalam promosi penjualan antara lain : peragaan, pertunjukan
pameran, demontrasi dan sebagainya. Biasanya kegiatan ini dilakukan bersama-sama
dengan kegiatan promosi lain dan biayanya relatif lebih murah dibandingkan
periklanan dan personal selling. Selain itu promosi penjualan juga lebih
fleksibel karena dapat dilakukan setiap saat dengan biaya yang tersedia dan
dimana saja.
e.
Direct Marketing
Direct
Marketing adalah suatu sistem pemasaran interaktif yang menggunakan satu atau
lebih media periklanan untuk respon yang terukur dan atau transaksi dimanapun.
Tujuan
Promosi
Beberapa
tujuan yang ingin dicapai dalam
melakukan promosi menurut Kotler dan Armstrong (2002:631), diantaranya :
a. Membangun
kesadaran konsumen
Jika sebagian besara
udiens sasaran tidak menyadari obyek tersebut, tujuan promosi adalah membangun
kesadaran, mungkin hanya pengenalan nama produk.
a. Memberikan
informasi kepada konsumen
Audiens sasaran mungkin
telah memiliki kesadaran tentang perusahaan atau produk tetapi tidak
menggetahui lebih banyak lagi. Sehingga bagian promosi dalam promosinya banyak
mengandung informasi tentang produk.
b. Menciptakan
preferensi konsumen
Jika audiens sasaran
mengetahui produk, pertanyaannya sekarang apakah konsumen suka atau tidak
terhadap produk tersebut sehingga komunikator harus menemukan alasannya dan
kemudian mengembangkan suatu kampanye komunikasi untuk mendorong perasaan suka.
c. Meningkatkan
dan menjaga preferensi konsumen
Kesukaan dalam arti
lebih suka terhadap produk tertentu daripada terhadap produk lain.
d. Meyakinkan
konsumen.
Konsumen mungkin lebih
menyukai suatu produk tertentu tetapi tidak menimbulkan keyakinan untuk membelinya.
Tugas promosilah untuk meyakinkan bahwa produk yang ditawarkan benar-benar bias
memberikan solusi bagi konsumen.
e. Mendorong
konsumen untuk membeli
Banyak audiens sasaran
mungkin memiliki keyakinan tetapi tidak bermaksud untuk melakukan pembelian.
Mereka mungkin menanti lebih banyak informasi atau merencanakan untuk bertindak
kemudian. Komunikator harus mengarahkan konsumen agar mengambil langkah
terakhir. Caranya dapat berupa menawarkan produk dengan harga rendah,
menawarkan, premi, atau memberikan kesempatan secara terbatas kepada pelanggan
untuk mencoba.
3.4 Pengaruh Kualitas Produk
Terhadap Keputusan Pembelian
Produk
memiliki arti penting bagi perusahaan karena tanpa adanya produk, perusahaan
tidak akan dapat melakukan apapun dari usahanya. Pembeli akan membeli produk
kalau merasa cocok, karena itu produk harus disesuaikan dengan keinginan
ataupun kebutuhan pembeli agar pemasaran produk berhasil. Dengan kata lain,
pembuatan produk lebih baik diorientasikan pada keinginan pasar atau selera
konsumen.
Menurut
Kotler dan Amstrong (2001: 346)
adalah ”Segala sesuatu
yang dapat ditawarkan
ke pasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan
atau kebutuhan”.
Kualitas
produk merupakan salah satu faktor penentu tingkat kepuasan konsumen setelah
melakukan pembelian dan pemakaian terhadap suatu produk. dimana di dalamnya
dibahas bahwa menurut Giffen (2002) ada beberapa tahapan untuk mengelola
kualitas suatu produk :
1. Perencanaan
Kualitas
2. Mengorganisasi
Untuk Kualitas
3. Pengarahan
Untuk Kualitas
4. Pengendalian
Untuk Kualitas
Perencanaan
produk yang dihasilkan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Selain itu, produk yang dihasilkan harus mencerminkan kualitas yang baik. Hal
tersebut agar produk dapat diterima dan sesuai dengan kebutuhan konsumen dan
dapat memuaskan konsumen. Persepsi kualitas ini merupakan persepsi konsumen,
maka dapat diramalkan jika persepsi kualitas konsumen negatif, produk tidak
akan disukai dan usaha akan sulit bertahan lama. Sebaliknya, jika persepsi
kualitas pelanggan positif, produk akan disukai, dengan beranggapan bahwa
kualitas produk yang baik merupakan jaminan kepuasan dalam menggunakan produk
tersebut, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam
berhubungan dengan konsumen, faktor lain yang dinilai penting adalah kualitas
pelayanan. kualitas pelayanan merupakan sebuah tingkatan kemampuan (ability)
dari perusahaan dalam memberikan segala yang menjadi harapan pelanggan dalam
memenuhi kebutuhannya. Pelayanan juga dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang
tidak tampak dan mudah hilang. Variabel ini sangat penting dalam proses
keputusan pembelian karena pelayanan yang memuaskan konsumen akan berdampak
pada terjadinya pembelian berulang-ulang yang pada akhirnya akan meningkatkan
omzet penjualan.
Adapun
menurut Kotler dan Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang menyertai dan
melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah:
a.
Merek (Brand)
Merek (Brand) adalah nama, istilah,
tanda, simbol, atau rancangan, atau
kombinasi dari semua
ini yang dimaksudkan
untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual
dan membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek merupakan masalah pokok
dalam strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan memakan waktu, serta dapat
membuat produk itu berhasil atau gagal. Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan
yang besar pada produk (Kotler dan Armstrong, 2001:360)
b.
Pengemasan (Packing)
Pengemasan
(Packing) adalah kegiatan
merancang dan membuat wadah
atau pembungkus suatu
produk.
c.
Kualitas Produk (Product Quality)
Kualitas Produk (Product Quality) adalah
kemampuan suatu produk untuk
melaksanakan fungsinya meliputi,
daya tahan keandalan, ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta
atribut bernilai lainnya. Untuk
meningkatkan kualitas produk
perusahaan dapat menerapkan program ”Total Quality
Manajemen (TQM)". Selain
mengurangi kerusakan produk, tujuan pokok
kualitas total adalah untuk
meningkatkan nilai pelanggan.
Menurut
Orville, Larreche, dan Boyd (2005: 422) apabila perusahaan ingin mempertahankan
keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi
apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual
perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk yaitu:
1)
Performance
(kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk.
2)
Durability (daya
tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan
sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian
konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk.
3)
Conformance to
Specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik
operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen
atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
4)
Features
(fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi
produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.
5)
Reliabilty
(reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan
atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya
kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
6)
Aesthetics
(estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari
tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.
7)
Perceived
Quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan
pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan
bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang
bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga,
merek, periklanan, reputasi, dan Negara asal.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Strategi pemasaran terdiri dari
unsur-unsur pemasaran yang terpadu yaitu product, price, promotion, place yang
selalu berkembang sejalan dengan gerak perusahaan dan perubahan-perubahan
lingkungan pemasaran serta perubahan
perilaku konsumen. Perilaku konsumen mempunyai implikasi sangat luas terhadap
perumusan strategi pemasaran. Hal ini disebabkan karena strategi pemasaran menyangkut dua kegiatan pokok yang
diantaranya adalah pemilihan pasar-pasar
yang akan dijadikan sasaran pemasaran, serta merumuskan dan menyusun suatu
kombinasi yang tepat dari marketing mix
agar kebutuhan konsumen dapat dipenuhi secara memuaskan.
Masyarakat
kini mulai berpikir selektif dan smart dalam memilih suatu produk, sehingga mereka akan mendapatkan
kegunaan atau manfaat yang mereka cari dari sebuah produk. Bahkan, terkadang
mereka tidak ragu untuk mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan produk yang
berkualitas. Ketatnya persaingan akan memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan
dan merebut market share.
Dari
pengertian keputusan pembelian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan
pembelian adalah perilaku pembelian seseorang dalam menentukan suatu pilihan
produk untuk mencapai kepuasan sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen yang
meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif
pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.
4.2 Saran
Berdasarkan
hasil pembahasan diatas maka disarankan:
1. Perusahaan
hendaknya menyesuaikan harga dengan kualitas produk agar konsumen merasa puas
dengan produk yang dikonsumsinya.
2. Sebelum
melakukan pembelian, konsumen hendaknya lebih berhati-hati dalam memilih
produk, jangan hanya tertarik dengan harga yang ditawarkan akan tetapi
hendaknya mempertimbangkan juga kualitas dan mamfaat yang diperoleh dari produk
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Philip. 2005. Manajemen
Pemasaran. Jilid II. Edisi Kesebelas. Alih Bahasa Benyamin Molan. Jakarta. :
Indeks
Kotler, Philip dan Gary, Armstrong.
2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Alih Bahasa
Imam Nurmawan Jakarta : Erlangga.
Almanik. 2008. Pengaruh Harga dan
Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Air Asia dikota Padang.
Skripsi. FE UNP : Tidak Diterbitkan.
https://dodogusmao.com/2011/05/27/pengaruh-harga-produk-perilaku-konsumen-terhadan-keputusan-pembeli/

Playtech Casino: New slot machines and welcome bonuses
BalasHapusPlaytech is planning a massive rebrand and expansion. The company 구리 출장안마 says it hopes to bring 김포 출장마사지 slot 군산 출장샵 games to the casino floor 이천 출장안마 by the 서귀포 출장샵 end of the year.