MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL



ABSTRAK
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Agar tujuan tersebut tercapai, maka setiap  perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan harga yang pantas. Dengan demikian, setiap  perusahaan harus mampu memahami kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumennya.
Dari sudut pandang produsen harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan dalam artian merupakan pendapatan. Sementara itu, dari sudut pandang konsumen harga sering kali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu produk atau dalam arti kata harga merupakan pengorbanan bagi konsumen dalam mendapatkan suatu produk. Komunikator harus mengarahkan konsumen agar mengambil langkah terakhir. Caranya dapat berupa menawarkan produk dengan harga rendah, menawarkan, premi, atau memberikan kesempatan secara terbatas kepada pelanggan untuk mencoba.
Kesimpulan dari mekalah ini bahwa masyarakat kini mulai berpikir selektif dan smart dalam memilih suatu  produk, sehingga mereka akan mendapatkan kegunaan atau manfaat yang mereka cari dari sebuah produk. Bahkan, terkadang mereka tidak ragu untuk mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan produk yang berkualitas. Ketatnya persaingan akan memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut market share.
Kata Kunci : Konsumen, Harga, Promosi, Kualitas Produk, Keputusan Pembelian




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1  Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2  Identifikasi Masalah ............................................................................................ 3
1.3  Batasan Masalah ................................................................................................. 3
1.4  Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
1.5  Maksud dan Tujuan ............................................................................................ 4
1.6  Kegunaan Makalah ............................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5
2.1 Harga ................................................................................................................... 5
2.2 Metode-metode Penetapan Harga ...................................................................... 7
2.3 Promosi ............................................................................................................... 9
2.4 Kualitas Produk................................................................................................... 11
2.5 Keputusan Pembelian .......................................................................................... 12

BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................... 14
3.1 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ................................................ 14
3.1 Penerapan Harga Terhadap Keputusan Pembelian.............................................. 18
3.2 Pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian............................................... 19
3.3 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian................................ 22
BAB IV KESIMPULAN ........................................................................................ 26
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 26
4.2 Saran ................................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 27



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Perkembangan dunia saat ini berjalan dengan pesat, yang menciptakan suatu persaingan yang semakin ketat. Hal ini yang menuntut produsen untuk lebih  peka, kritis dan reaktif terhadap perubahan yang ada, baik politik, sosial budaya, dan ekonomi.
            Dalam pemasaran biasanya dihadapkan pada masalah produk, harga, distribusi dan promosi. Disamping masalah tersebut biasanya masalah yang lain yaitu tentang keputusan pembelian konsumen. Kegiatan pemasaran bertujuan untuk mempengaruhi konsumen dalam pembelian suatu produk. Dalam melakukan pembelian konsumen membutuhkan informasi tentang produk yang akan dibeli. Salah satunya adalah informasi tentang harga produk.
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Agar tujuan tersebut tercapai, maka setiap  perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan harga yang pantas. Dengan demikian, setiap  perusahaan harus mampu memahami kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono,2008).
Perusahaan harus bekerja keras membuat kebijakan- kebijakan strategis  baru dalam menjual produk dan jasa mereka dalam kaitannya menghadapi  persaingan yang ketat dengan competitor yang dapat memberikan value yang lebih besar kepada customer. Pada dasarnya dengan semakin banyaknya pesaing maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan apa yang menjadi harapannya. Sehingga konsekuensi dari perubahan tersebut adalah pelanggan menjadi lebih cermat dan pintar dalam menghadapi setiap produk yang diluncurkan di pasar.  
Masyarakat kini mulai berpikir selektif dan smart dalam memilih suatu  produk, sehingga mereka akan mendapatkan kegunaan atau manfaat yang mereka cari dari sebuah produk. Bahkan, terkadang mereka tidak ragu untuk mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan produk yang berkualitas. Ketatnya  persaingan akan memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut market share.
Kotler dan Amstrong (2008) mendefinisikan pemasaran sebagai berikut: Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan perutukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
Strategi pemasaran terdiri dari unsur-unsur pemasaran yang terpadu (4P, yaitu product, price, promotion, place) yang selalu berkembang sejalan dengan gerak perusahaan dan perubahan-perubahan lingkungan pemasaran serta  perubahan perilaku konsumen. Perilaku konsumen mempunyai implikasi sangat luas terhadap perumusan strategi pemasaran.Hal ini disebabkan karena strategi  pemasaran menyangkut dua kegiatan pokok yang diantaranya adalah pemilihan  pasar-pasar yang akan dijadikan sasaran pemasaran, serta merumuskan dan menyusun suatu kombinasi yang tepat dari marketing mix  agar kebutuhan konsumen dapat dipenuhi secara memuaskan.
Salah satu keunggulan dalam persaingan ini terutama adalah kualitas  produk yang dapat memenuhi keinginan konsumen. Bila tidak sesuai dengan spesifikasi maka produk akan ditolak. Sekalipun produk tersebut masih dalam  batas toleransi yang telah ditentukan maka produk tersebut sebaiknya perlu menjadi catatan untuk menghindari terjadinya kesalahan yang lebih besar diwaktu yang akan datang.
Kotler & Armstrong (2008) mengatakan bahwa kualitas produk merupakan senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing. Jadi hanya perusahaan dengan kualitas produk paling baik akan tumbuh dengan pesat, dan dalam jangka panjang perusahaan tersebut akan lebih berhasil dari perusahaan yang lain.
Promosi merupakan faktor  penting dalam mewujudkan tujuan penjualan suatu perusahaan. Agar konsumen bersedia menjadi langganan, mereka terlebih dahulu harus dapat mencoba atau meneliti barang-barang yang diproduksi oleh  perusahaan, akan tetapi mereka tidak akan melakukan hal tersebut jika kurang yakin terhadap barang itu. Disinilah perlunya mengadakan promosi yang terarah, karena diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap meningkatnya  penjualan (Sugiyono,2004).
Dengan promosi perusahaan dapat mengkomunikasikan produk kepada konsumen. Keunggulan-keunggulan dari produk dapat diketahui oleh konsumen dan bisa membuat konsumen tertarik untuk mencoba dan kemudian akan mengambil keputusan untuk membeli suatu produk tersebut. Jadi promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran karena dengan promosi bisa membuat konsumen yang semula tidak tertarik terhadap suatu produk bisa berubah fikiran dan menjadi tertarik pada produk tersebut.
Perusahaan menggunakan promosi untuk memicu transaksi, sehingga konsumen mau membeli suatu merek tertentu serta mendorong tenaga penjualan untuk secara agresif menjualnya. Selain itu promosi mampu merangsang permintaan akan suatu produk. Dengan promosi tersebut diharapkan konsumen mau mencoba produk tersebut dan mendorong konsumen yang sudah ada agar membeli produk lebih sering lagi sehingga akan terjadi pembelian ulang dan volume penjualan produk suatu perusahaan akan meningkat.
Setiap akan melakukan keputusan pembelian, konsumen melakukan evaluasi mengenai sikapnya. Kepercayaan digunakan konsumen untuk mengevaluasi sebuah merk, kemudian dia akan dapat mengambil keputusan membeli atau tidak, untuk seterusnya konsumen akan loyal atau tidak.
1.2 Identifikasi masalah
1.        Belum optimalnya penetuan penerapan harga
2.        Masih kurangnya pengelolaan dalam bidang promosi
3.        Perlu ditingkatkannya dalam urusan promosi produk baru

1.3 Batasan Masalah
Adapun pembatasan masalah yang dikaji dalam pembahsan ini adalah sebagai berikut:
1.           Pembahasan ini dilakukan untuk membahas penerapan harga produk terhadap keputusan pembeli.
2.           Pembahasan ini dilakukan untuk membahas pengarauh promosi terhadap keputusan pembeli.
3.           Pembahasan ini dilakukan untuk membahas pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian

1.4 Rumusan Masalah
Dari masalah tersebut maka dimunculkan pertanyaan sebagai berikut :
1.        Bagaimana penerapan harga terhadap keputusan pembelian?
2.        Bagaimana pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian?
3.        Bagaimana kualitas produk terhadap keputusan pembelian?

1.5    Maksud dan Tujuan
1.5.1    Maksud
Adapun maksud dari makalah ini adalah untuk mengetahui :
1.        Bagaimana penerapan harga terhadap keputusan pembelian.
2.        Apakah ada pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian produk
3.        Bagaimana kualitas produk dapat mempengaruhi keputusan pembelian
1.5.2 Tujuan
1.        Untuk menganalisis penerapan harga terhadap keputusan pembelian
2.        Untuk menganalisis pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian
3.        Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan  pembelian

1.6 Kegunaan Makalah
1)    Kegunaan Teoritis
Hasil pejelasan ini diharapkan dapat digunakan untuk menguatkan teori tentang penerapan harga, promosi,dan keputusan pembelian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Harga
Harga adalah nilai suatu barang yang di nyatakan dengan uang (Alma,2004:169).Menurut tanjdung (2004:78), harga adalah jumlah uang yang telah di sepakati oleh pembeli dan penjual untuk di tukar dengan barang atau jasa dalam transaksi bisnis normal.
Menurut Swasta dan sukotjo  (2007:211) mendefinisikan harga adalah sejumlah uang (di tambah beberapa barang kalau mungkin) yang di butuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.
Sedangkan menurut Cannon,dkk (2008:176)  mendefinisikan harga adalah segala sesuatu yang di berikan oleh konsumen untuk mendapatkan keunggulan yang di tawarkan oleh bauran pemasaran perusahaan.
Adapun Juga menurut kotler dan Amstorng,(2008:345), harga adalah jumlah uang yang di tagihkan atas suatu produk dan jasa.
Pada masa sekarang, dengan daya beli mayoritas konsumen yang semakin rendah,penetapan harga merupakan hal yang sangat penting karena konsumen semakin kritis dan selektif untuk membelanjakan uang (tandjung,2004:78).
Harga adalah salah satu dari empat variable keputusan strategi utama yang di kendalikan oleh manajer pemasaran.keputusan penetapan harga mempengaruhi jumlah penjualan yang di lakukan oleh perusahaan dan berapa banyak pendapatan yang di peroleh (Cannon,dkk,2008:176). Penetapan harga oleh perusahaan mempunyai beberapa tujuan tertentu seperti: (1). Seberapa fleksibel harga tersebut. (2). Tingkat harga terhadap siklus kehidupan produk. (3). Kepada siapa serta kapan diskon dan bantuan akan di berikan. (4). Bagaimana biaya transportasi akan di tangani (Cannon,dkk,2009:177).



2.1.1. Tujuan Penetapan Harga
Harga bersifat fleksibel, dimana bisa disesuaikan. sebelum penenetapan harga perushaan harus mengetahui tujuan dari penetapan harga itu sendiri apabila tujuannya sudah jelas maka penetapan harga dapat dilakukan dengan mudah.
2.1.2 Faktor-faktor Yamg Mempengaruhi Tingkat Harga
Perusahaan mempertimbangkan berbagai faktor dalam menetapkan kebijakan harga.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga antara lain :
a.         Keadaan perkonomian ; keadaan perekonomian berpengaruh terhadap tingkat harga
b.        Kurva permintaan ; Kurva yang memperlihatkan tingkat pembelian pasar pada berbagai tingkatan harga. Kurva tersebut menjumlahkan reaksi berbagai individu yang memiliki kepekaan pasar yang beragam.
c.         Biaya; Biaya merupakan faktor dasar dalam penentukan harga, sebab bila harga yang di tetapkan tidak sesuai maka perusahaan akan  mengalami kerugian. Perasahaan ingin menetapkan harga yang dapat menutup biaya produksi, distribusi, dan penjualan produknya, termasuk pengembalian yang memadai atas usaha dan resikonya. Untuk dapat menetapkan harga dengan tepat, manajemen perlu untuk mengetahui bagaimana biaya bervariasi bila level produksinya berubah.
Biaya perusahaan ada dua jenis yaitu :
1.        Biaya tetap adalah biaya - biaya yang tidak dipengaruhi oleh produksi atau penjualan.
2.        Biaya variable adalah biaya yang tidak tetap dan akan berubah menurut level produksi. Biaya ini disebut biaya variabel karena biaya totalnya berabah sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi.
d. Pelanggan
Permintaan pelanggan didasarkan pada beberapa faktor yang saling terkait dan bahkan seringkali sulit memperkirakan hubungan antar faktor secara akurat.

e. Peraturan Pemerintah
Peraturan pemerintah juga merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan. Misalnya pemerintah menetapkan harga maximum dan harga minimum.

2.2 Metode-Metode Penetapan Harga
Metode penetapan harga dapat dikelompokkan menjadi empat kategori utama, yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasisi biaya, berbasis laba, dan berbasis persaingan.
1.        Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan
Merupakan metode yang menekankan pada faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan preferansi pelanggan daripada faktor-faktor seperti biaya, laba, dan persaingan.
2.        Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya
Pada metode ini Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead, dan laba.
3.        Metode Penetapan Harga Berbasis Laba
Metode ini bertujuan  menyeimbangkan antara pendapatan dan biaya dalam penetapan harga. Hal ini dilakukan atas dasar target volumelaba spesifik atau dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan atau investasi.
            a. Penetapan Harga Biaya Plus (Cost-Plus Pricing Method)
Untuk menentukan harga jual per unit produk perlu menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang dikehendaki pada unit tersebut, atau disebut marjin.
            b. Penetapan Harga Mark-Up (Mark-Up Pricing Method)
            c. Penetapan Harga Break-even (Break-Even Pricing)
Adalah cara penetapan harga yang didasarkan pada permintaan pasar dan masih mempertimbangkan biaya. penetapan harga dikatakan break-even apabila penghasilan yang terima sama dengan ongkosnya, dengan anggapan bahwa harga jualnya sudah anda tentukan.
 4. Penetapan Harga dalam Hubungannya dengan Pasar
Dalam metode ini, penetapan harga tidak didasarkan pada biaya, tetapi justru sebaliknya. Harga yang menentukan biaya.
Pada umumnya, harga suatu barang ditentukan oleh biaya produksi dari barang tersebut. Namun, di sini Strategi Penetapan Harga tidak didasarkan pada biaya, tetapi justru harga yang menentukan biaya dari perusahaan.
Penjual dapat menentukan harga sama dengan tingkat harga pasar agar dapat ikut dalam persaingan, atau dapat pula ditentukan lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat harga dalam persaingan.
1.      Penetapan Harga Sama dengan Harga Saingan
Sering dijumpai adanya penjual yang menetapkan harga sama dengan harga saingannya. Cara seperti ini akan lebih menguntungkan jika dipakai pada saat harga dalam persaingan itu tinggi. Biasanya penjual menggunakan cara tersebut untuk barang-barang standard.
2.      Penetapan Harga Di Bawah Harga Saingan
Metode ini biasanya digunakan oleh para pengecer (retailler) dan perusahaan sering tidak mengetahui adanya praktik-praktik tersebut. Mereka mempunyai suatu prinsip bahwa mark-up yang lebih rendah akan menghasilkna volume penjualan yang lebih tinggi.
Strategi Penetapan Harga Produk dalam Hubungannya dengan Pasar
Mereka juga berpendapat bahwa nama baik produsen ikut membawa nama baik pengecer. Penetapan harga di bawah harga saingan ini juga merupakan sauatu cara yang baik bagi perusahaan untuk memasuki pasar yang baru. Oleh karena itu, banyak pengecer menggunakan metode tersebut untuk barang-barang yang permintaannya elastis.
Penetapan Harga Di Atas Harga Saingan
Kadang-kadang produsen dan pengecer menetapkan harga produknya di atas tingkat harga pasar. Metode ini hanya sesuai digunakan oleh perusahaan yang sudah mempunyai reputasi atau perusahaan yang menghasilkan barang-barang prestise.
Hal ini disebabkan karena konsumen kurang memperhatikan harga dalam pembeliannya, tetapi mereka lebih mengutamakan kualitas atau faktor prestise yang akan diperolehnya dari barang tersebut.
2.3 Promosi
Promosi merupakan sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan  calon konsumen tentang barang dan jasa. Tujuan adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen (Alma, 2004:179).
Promosi adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade), atau mengingatkan orang –orang tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu, ataupun rumah tangga (Simamora, 2003:285).
 Adapun menurut Henry Simamora (2001:754) ada beberapa alasan para pemasar melakukan promosi :
1.      Menyediakan informasi
Pembeli dan penjual mendapat manfaat dari fungsi informasional yang sanggup dilakukan oleh promosi. Para pembeli menemukan program baru yang dapat membantunya dan para penjual dapat menginformasikan kepada calon pelanggan tentang barang dan jasa.
2.      Merangsang permintaan
Para pemasar menginginkan konsumen membeli produknya dan mereka menggunakan promosi untuk membuat konsumen melakukan permintaan.
3.      Membedakan produk
Organisasi-organisasi mencoba membedakan mereka dan produknya melalui penggunaan promosi, khususnya produk yang tidak banyak berbeda dari para pesaingnya.
4.      Mengingatkan para pelanggan saat ini Mengingatkan para pelanggan akan manfaat dari produk perusahaan bisa mencegah mereka berpaling kepada pesaing pada saat mereka memutuskan untuk mengganti atau memutakhirkan produknya.
5.      Menghadang pesaing Promosi dapat digunakan untuk menghadapi upaya pemasaran dari pesaing untuk melawan kampanye periklanannya.
6.      Menjawab berita negatif Kadangkala kompetisi bukanlah penjualan produk serupa dan perusahaan lainnya. Seringkali perusahaan menjadi korban publisitas dan pemalsuan
7.      Memuluskan fluktuasi-fluktuasi permintaan Perusahaan bnayak mengalami tantangan-tantangan permintaan musiman, dimana para pelanggan membeli lebih banyak selama beberapa bulan tertentu dan berkurang pada bulan-bulan lainnya. Promosi membantu mengisi kesenjangan yang ada diantara kepincangan-kepincangan permintaan musiman tersebut.
            Menurut Swastha dan sukotjo (2007:222), promosi juga di artikan sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang di buat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
            Dapat di simpulkan promosi adalah merupakan alat komunikasi dan penyampaian pesan yang di lakukan baik oleh perusahaan maupun perantara dengan tujuan memberikan informasi mengenai produk,harga dan tempat.informasi itu bersifat memberitahukan, membujuk,  Memgingatkan kembali kepada konsumen, para perantara atau kombinasi keduanya. Dalam promosi juga, terdapat beberapa unsur yang mendukung  jalannya sebuah promosi tersebut yang biasa di sebut bauran promosi.
Adapun bauran promosi menurut kotler yang tercantum dalam buku karangan Drs.Djaslim saladin (2004:172) adalah sebagai berikut:
1.        Periklanan (advertising)
Periklanan adalah semua bentuk penyajian non personal,promosi ide-ide,promosi barang atau jasa yang di lakukan oleh sponsor yang di bayar.
2.        Promosi penjualan (sales promotion)
Promosi penjualan adalah variasi isentif jangka pendek untuk merangsang pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa.
3.        Hubungan masyarakat dan publisitas (public relation dan publicity)
Hubungan masyarakat adalah suatu usaha (variasi) dari rancangan program guna memperbaiki, mempertahankan, atau melindungi perusahaan atau citra produk.
4.        Penjualan persoanal (personal selling)
Penjualan pribadi atau tatap muka adalah penyajian lisan dalam suatu pembicaraan dengan satu atau beberapa pembeli potensial dengan tujuan untuk melakukan penjualan.
5.        Pemasaran langsung (Direct marketing)
Komunikasi secara langsung yang di gunakan dari mail, telefon, fax, e-mail, atau internet untuk mendapatkan tanggapan langsung dari kosumen secara jelas.

2.4 Kualitas Produk
            Berbicara masalah produk maka aspek yang perlu di perhatikan adalah kualitas produk.Menurut American Society for Quality control. Kualitas adalah “the totality of features and charakteristic of a product or service that bears on its ability to satisfy given needs”, artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat.Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga dapat di katakan bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen.
Adapun menurut Mc Charty dan Perreault (2003:107) mengemukakan bahwa, “Produk merupakan hasil dari produksi yang akan dilempar kepada konsumen untuk didistribusikan dan dimanfaatkan konsumen untuk memenuhi kebutuhannya”.
Sedangkan menurut Saladin (2002:121), ”Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan”.
Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang di tawarkan oleh penjual memperoleh nilai jual lebih yang tidak di miliki oleh produk pesaing.Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang di tawarkan oleh perusahaan pesaing.Akan tetapi suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang di butuhkan dan di inginkan oleh pasar.
Kotler (2009:2), menyatakan bahwa kualitas produk adalah kemapuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoprasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.

2.5 Keputusan pembelian
Untuk mendapat gambaran mengenai keputusan membeli, berikut ini akan di kemukakan definisi mengenai keputusan membeli menurut para ahli. Menurut kotler (2009) keputusan membeli adalah beberapa tahapan yang di lakukan oleh konsumen sebelum melakukan keptusan pembelian suatu produk.
Menurut Munandar (2011),pengambilan keputusan membeli adalah proses pengenalan masalah (Problem Recognition), pencarian informasi, evaluasi (penilaian) dan seleksi dari alternatif produk, seleksi saluran distribusi dan pelaksanaan keputusan terhadap produk yang akan di gunakan atau di beli oleh konsumen.
Kesimpulannya bahwa keputusan membeli adalah serangkaian proses kognitif yang di lakukan seseorang untuk sampai pada penentuan pilihan atas produk yang akan di belinya sehingga akan mendorong seseorang untuk membeli suatu produk.
Proses-proses dalam keputusan membeli menurut Kotler (2009), terdapat lima proses keputusan pembelian yang di lalui oleh setiap individu dalam melakukan pembelian, yaitu:
a.)        Pengenalan kebutuhan
Tahap awal keputusan membeli, konsumen mengenali adanya masalah kebutuhan akan produk yang akan di beli. Konsumen merasa adanya perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang di inginkan. Kebutuhan sangat di picu oleh rangsangan internal (kebutuhan) dan external (pengaruh pengguna produk serupa sesuai kebutuhan).
b.)        Pencarian informasi
Tahap keputusan pembelian yang dapat merangsang konsumen untuk mencari informasi lebih banyak.Konsumen mungkin hanya menungkatan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi.
c.)        Evaluasi alternatif
Proses yang di lakukan konsumen untuk menggunakan informasi yang di dapat untuk mengevaluasi alternatif yang ada,proses memilih produk yang akan di beli.
d.)       Keputusan pembelian
Konsumen merencanakan untuk membeli sebuah produk dan kemudian membeli produk tertentu untuk pemenuhan kebutuhan.
e.)        Tingkah laku pasca pembelian
Tindak lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidaknya konsumen pada produk yang di gunakannya.



BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Memahami konsumen dan proeses konsumsinya memberikan berbagai keuntungan antara lain: membantu manager dalam membuat keputusan, memberikan dasar teoritis bagi peneliti dalam menganalisa konsumen, membantu legislatif dan pemerintah dalam menyusun undang-undang dan membuat keputusan, dan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih baik. Lebih dari itu studi tentang konsumen dapat membantu kita untuk lebih memahami tentang faktor-faktor psikologi, sosiologi, dan ekonomi yang mempengaruhi perilaku manusia.
Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (1996) keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.
a. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Perusahaan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – subbudaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain
b. Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.
Keluarga dapat pempengaruhi perilaku pembelian. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
c. Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang ).
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.
Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berada dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen. Bila jenis- jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.
d. Faktor Psikologis
Pemilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta kepercayaan.
Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda-beda dari objek yang sama karena adanya tiga proses persepsi:
• Perhatian yang selektif
• Gangguan yang selektif
• Mengingat kembali yang selektif
Pembelajaran menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Sedang kepercayaan merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

e. Faktor Marketing Strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberi tahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah
• Barang,
• Harga,
• Periklanan dan
• Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan.
Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Pemasar memberikan informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek.
Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen. Ketika konsumen telah mengambil keputusan kemudian evaluasi pembelian masa lalu, digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalamn konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi.
Panah umpan balik mengarah kembali kepada organisasi pemasaran. Pemasar akan mengiikuti rensponsi konsumen dalam bentuk saham pasar dan data penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan kepada pemasar tentang mengapa konsumen membeli atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari merek pemasar secara relatif terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran diperlukan pada tahap ini untuk menentukan reaksi konsumen terhadap merek dan kecenderungan pembelian dimasa yang akan datang. Informasi ini mengarahkan pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi pemasaran ke arah pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik.



3.2 Penerapan Harga Terhadap Keputusan Pembelian
            Dalam situasi tertentu para konsumen sangatlah sensitif terhadap harga, sehingga harga yang relatif tinggi dibanding para pesaingnya dapat mengeliminasi produk dari pertimbangan konsumen. Akan tetapi, dalam kasus lainnya harga dapat dipergunakan sebagai indikator pengganti kualitas produk, dengan hasil bahwa harga yang lebih tinggi dipandang positif oleh segmen tertentu. Kemudian harga produk dapat memberikan baik pengaruh positif maupun negatif terhadap konsumen. Ini merupakan konsep penting yang harus diingat oleh para manajer.
Dalam arti yang paling sempit, harga adalah jumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa (Kotler, 2001:439).
Dalam arti luas harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang ditukarkan konsumen atas manfaat-manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler, 2001:439).
Dari sudut pandang produsen harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan dalam artian merupakan pendapatan. Sementara itu, dari sudut pandang konsumen harga sering kali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu produk atau dalam arti kata harga merupakan pengorbanan bagi konsumen dalam mendapatkan suatu produk. Namun secara sederhana harga dapat diartikan sebagai sejumlah uang (satuan moneter) dan atau aspek lain (non moneter) yang mengandung kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu produk/jasa.
            Kotler (2005:142), dalam menyusun kebijakan penetapan harga, perusahaan harus mengikuti prosedur enam tahap.
            Pertama, perusahaan memilih tujuan penetapan harga (apakah untuk kelangsungan hidup, laba sekarang maksimum, pendapatan sekarang maksimum, atau kepemimipian mutu produk).
 Kedua, perusahaan memperkirakan kurva permintaan, profitabilitas kuantitas yang akan terjual pada tiap kemungkinan harga. Dalam hal ini pemasar harus memperhatikan kepekaan harga terhadap keputusan pembelian konsumen, apakah konsumen tersebut termasuk konsumen yang snop atau yang sangat sensitif harga, atau konsumen yang smart, yang membeli produk tidak hanya memandang harga tapi lebih kepada kualitasnya. Kemudian juga harus memperhatikan elastisitas harga, yaitu sejauh mana kenaikan atau penurunan harga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
            Ketiga, perusahaan memperkirakan bagaimana biaya bervariasi pada berbagai level produksi dan akumulasi pengalaman produksi.
            Keempat, perusahaan menganalisis biaya, harga, dan tawaran pesaing.
Kelima, perusahaan menyeleksi metode penetapan harga, apakah akan memakai metode penetration price dimana  produk dijual dengan harga murah untuk menguasai pasar atau metode skimming price yaitu menjual produk dengan harga mahal karena memang untuk menjaga image bahwa produk itu termasuk produk yang mewah.
            Keenam akhirnya perusahaan memilih metode harga akhir dengan memilih dari berbagai alternatif yang ada dengan menpertimbangkan faktor psikologis pelanggan, pengaruh elemen bauran pemasaran lainnya, kebijakan perusahaan dan pengaruh harga tersebut terhadap pihak-pihak lain
Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli,  (Tjiptono. 1997:152) yaitu :
1.      Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai janis barang dan jasa.
2.      Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif

3.3 Pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian
Promosi merupakan komunikasi informasi antara penjual dan pembeli yang bertujuan untuk menyampaikan informasi, berkomunikasi, dan meyakinkan masyarakat terhadap suatu barang.  Promosi juga adalah suatu bentuk komunikasi dalam pemasaran yang bertujuan untuk menarik konsumen untuk menggunakan produk kita. Promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manjemen pemasaran dan sering dikatakan sebagai “proses berlanjut”. Ini disebabkan karena promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan.               
Bauran Promosi
Suatu perusahaan didalam menentukan alat-alat promosi harus memperhatikan komponen-komponen yang ada di dalam bauran promosi yang terdiri dari 4 komponen, Djaslim (2006 : 128) yaitu :
 a.    Advertising (Periklanan)
Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi menenai gagasan, barang, atau jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu. Periklanan merupakan salah satu dari empat alat penting yang digunakan suatu perusahaan untuk melancarkan komunikasi persuasif terhadap pembeli dan masyarakat. Komunikasi persuasif ini ditujukan untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan.
Tujuan periklanan yang terutama adalah menjual atau meningkatkan penjualan barang, jasa atau ide. Adanya kegiatan periklanan sering mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera, meskipun banyak pula penjualan yang baru terjadi pada waktu mendatang. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan tujuan periklanan adalah untuk meningkatkan penjualan yang menguntungkan.
 b.    Personal Selling (Penjualan Tatap Muka)
Dalam personal selling terjadi interaksi secara langsung, saling bertemu muka antara pembeli dan penjual. Komunikasi yang dilakukan kedua belah pihak bersifat individual  dan dua arah, sehingga penjual dapat langsung memperoleh tanggapan sebagai umpan balik tentang keinginan dan kesukaan pembeli. Penyampaian berita atau percakapan yang mereka lakukan sangat fleksibel karena dapat menyesuaikan dengan situasi yang ada.
c.    Publisitas (Publikasi)
            Publisitas merupakan bagian dari fungsi yang lebih luas, yaitu hubungan masyarakat dan meliputi usaha-usaha untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan yang menguntungkan antara organisasi dengn masyarakat dan juga dengan calon pembeli.     Sedangkan definisi dari publisitas adalah sejumlah informasi tentang seseorang, barang atau organisasi yang disebarkan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut baiya atau tanpa pengawasan dari sponsor.
 d.    Sales Promotion  (Promosi Penjualan)
            Promosi penjualan merupakan kegiatan promosi selain periklanan, personal selling, maupun publisitas.  Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam promosi penjualan antara lain : peragaan, pertunjukan pameran, demontrasi dan sebagainya. Biasanya kegiatan ini dilakukan bersama-sama dengan kegiatan promosi lain dan biayanya relatif lebih murah dibandingkan periklanan dan personal selling. Selain itu promosi penjualan juga lebih fleksibel karena dapat dilakukan setiap saat dengan biaya yang tersedia dan dimana saja.
 e.    Direct Marketing
Direct Marketing adalah suatu sistem pemasaran interaktif yang menggunakan satu atau lebih media periklanan untuk respon yang terukur dan atau transaksi dimanapun.
Tujuan Promosi
Beberapa tujuan yang  ingin dicapai dalam melakukan promosi menurut Kotler dan Armstrong (2002:631), diantaranya :
a.       Membangun kesadaran konsumen
Jika sebagian besara udiens sasaran tidak menyadari obyek tersebut, tujuan promosi adalah membangun kesadaran, mungkin hanya pengenalan nama produk.
a.       Memberikan informasi kepada konsumen
Audiens sasaran mungkin telah memiliki kesadaran tentang perusahaan atau produk tetapi tidak menggetahui lebih banyak lagi. Sehingga bagian promosi dalam promosinya banyak mengandung informasi tentang produk.
b.      Menciptakan preferensi konsumen
Jika audiens sasaran mengetahui produk, pertanyaannya sekarang apakah konsumen suka atau tidak terhadap produk tersebut sehingga komunikator harus menemukan alasannya dan kemudian mengembangkan suatu kampanye komunikasi untuk mendorong perasaan suka.
c.       Meningkatkan dan menjaga preferensi konsumen
Kesukaan dalam arti lebih suka terhadap produk tertentu daripada terhadap produk lain.
d.      Meyakinkan konsumen.
Konsumen mungkin lebih menyukai suatu produk tertentu tetapi tidak menimbulkan keyakinan untuk membelinya. Tugas promosilah untuk meyakinkan bahwa produk yang ditawarkan benar-benar bias memberikan solusi bagi konsumen.
e.       Mendorong konsumen untuk membeli
Banyak audiens sasaran mungkin memiliki keyakinan tetapi tidak bermaksud untuk melakukan pembelian. Mereka mungkin menanti lebih banyak informasi atau merencanakan untuk bertindak kemudian. Komunikator harus mengarahkan konsumen agar mengambil langkah terakhir. Caranya dapat berupa menawarkan produk dengan harga rendah, menawarkan, premi, atau memberikan kesempatan secara terbatas kepada pelanggan untuk mencoba.

3.4 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian
            Produk memiliki arti penting bagi perusahaan karena tanpa adanya produk, perusahaan tidak akan dapat melakukan apapun dari usahanya. Pembeli akan membeli produk kalau merasa cocok, karena itu produk harus disesuaikan dengan keinginan ataupun kebutuhan pembeli agar pemasaran produk berhasil. Dengan kata lain, pembuatan produk lebih baik diorientasikan pada keinginan pasar atau selera konsumen.
Menurut Kotler dan Amstrong (2001: 346)  adalah  ”Segala  sesuatu  yang  dapat  ditawarkan  ke pasar  untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan”.
Kualitas produk merupakan salah satu faktor penentu tingkat kepuasan konsumen setelah melakukan pembelian dan pemakaian terhadap suatu produk. dimana di dalamnya dibahas bahwa menurut Giffen (2002) ada beberapa tahapan untuk mengelola kualitas suatu produk :
1.      Perencanaan Kualitas
2.      Mengorganisasi Untuk Kualitas
3.      Pengarahan Untuk Kualitas
4.      Pengendalian Untuk Kualitas
            Perencanaan produk yang dihasilkan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan konsumen. Selain itu, produk yang dihasilkan harus mencerminkan kualitas yang baik. Hal tersebut agar produk dapat diterima dan sesuai dengan kebutuhan konsumen dan dapat memuaskan konsumen. Persepsi kualitas ini merupakan persepsi konsumen, maka dapat diramalkan jika persepsi kualitas konsumen negatif, produk tidak akan disukai dan usaha akan sulit bertahan lama. Sebaliknya, jika persepsi kualitas pelanggan positif, produk akan disukai, dengan beranggapan bahwa kualitas produk yang baik merupakan jaminan kepuasan dalam menggunakan produk tersebut, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam berhubungan dengan konsumen, faktor lain yang dinilai penting adalah kualitas pelayanan. kualitas pelayanan merupakan sebuah tingkatan kemampuan (ability) dari perusahaan dalam memberikan segala yang menjadi harapan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya. Pelayanan juga dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang tidak tampak dan mudah hilang. Variabel ini sangat penting dalam proses keputusan pembelian karena pelayanan yang memuaskan konsumen akan berdampak pada terjadinya pembelian berulang-ulang yang pada akhirnya akan meningkatkan omzet penjualan.
            Adapun menurut Kotler dan Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah:
 a.    Merek (Brand)
         Merek (Brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau   kombinasi   dari   semua   ini   yang   dimaksudkan   untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek merupakan masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan memakan waktu, serta dapat membuat produk itu berhasil atau gagal. Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada produk (Kotler  dan  Armstrong, 2001:360)
 b.    Pengemasan (Packing)
Pengemasan (Packing)  adalah  kegiatan  merancang  dan  membuat wadah  atau  pembungkus  suatu  produk.
 c.    Kualitas Produk (Product Quality)
     Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk untuk  melaksanakan  fungsinya  meliputi,  daya  tahan  keandalan, ketepatan  kemudahan operasi  dan perbaikan,  serta  atribut  bernilai lainnya.  Untuk  meningkatkan  kualitas  produk  perusahaan  dapat menerapkan  program ”Total  Quality  Manajemen (TQM)".  Selain mengurangi kerusakan produk,  tujuan  pokok  kualitas  total  adalah untuk  meningkatkan  nilai  pelanggan.
Menurut Orville, Larreche, dan Boyd (2005: 422) apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk yaitu:
1)        Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk.
2)        Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk.
3)        Conformance to Specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
4)        Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.
5)        Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
6)        Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.
7)        Perceived Quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi, dan Negara asal.



BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1    Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Strategi pemasaran terdiri dari unsur-unsur pemasaran yang terpadu yaitu product, price, promotion, place yang selalu berkembang sejalan dengan gerak perusahaan dan perubahan-perubahan lingkungan pemasaran serta  perubahan perilaku konsumen. Perilaku konsumen mempunyai implikasi sangat luas terhadap perumusan strategi pemasaran. Hal ini disebabkan karena strategi  pemasaran menyangkut dua kegiatan pokok yang diantaranya adalah pemilihan  pasar-pasar yang akan dijadikan sasaran pemasaran, serta merumuskan dan menyusun suatu kombinasi yang tepat dari marketing mix  agar kebutuhan konsumen dapat dipenuhi secara memuaskan.
Masyarakat kini mulai berpikir selektif dan smart dalam memilih suatu  produk, sehingga mereka akan mendapatkan kegunaan atau manfaat yang mereka cari dari sebuah produk. Bahkan, terkadang mereka tidak ragu untuk mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan produk yang berkualitas. Ketatnya persaingan akan memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut market share.
Dari pengertian keputusan pembelian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah perilaku pembelian seseorang dalam menentukan suatu pilihan produk untuk mencapai kepuasan sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen yang meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah  pembelian.
4.2    Saran
Berdasarkan hasil pembahasan diatas maka disarankan:
1.    Perusahaan hendaknya menyesuaikan harga dengan kualitas produk agar konsumen merasa puas dengan produk yang dikonsumsinya.
2.    Sebelum melakukan pembelian, konsumen hendaknya lebih berhati-hati dalam memilih produk, jangan hanya tertarik dengan harga yang ditawarkan akan tetapi hendaknya mempertimbangkan juga kualitas dan mamfaat yang diperoleh dari produk tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid II. Edisi Kesebelas. Alih Bahasa Benyamin Molan. Jakarta. : Indeks
Kotler, Philip dan Gary, Armstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Alih Bahasa  Imam Nurmawan Jakarta : Erlangga.
Almanik. 2008. Pengaruh Harga dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Air Asia dikota Padang. Skripsi. FE UNP : Tidak Diterbitkan.
https://dodogusmao.com/2011/05/27/pengaruh-harga-produk-perilaku-konsumen-terhadan-keputusan-pembeli/

Komentar

  1. Playtech Casino: New slot machines and welcome bonuses
    Playtech is planning a massive rebrand and expansion. The company 구리 출장안마 says it hopes to bring 김포 출장마사지 slot 군산 출장샵 games to the casino floor 이천 출장안마 by the 서귀포 출장샵 end of the year.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer